About me

Sabtu, 21 Mei 2011

Kongres Deadlock, Hukuman FIFA di Depan Mata Untuk kali kedua, Kongres PSSI gagal digelar. Hukuman dari FIFA di depan mata.

EM - Jakarta Jumat 20 Mei 2011. Di hari Kebangkitan Nasional itu, sepak bola kita jatuh ke titik nadir. Kongres Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia(PSSI) deadlock. Di depan sejumlah utusan federasi sepak bola dunia (FIFA) dan AFC, kongres itu berlangsung ricuh. Hujan interupsi bertaburan. Bahkan ada yang menuduh utusan FIFA mengancam peserta Kongres.

Disiakan langsung sejumlah stasiun televisi. Disaksikan jutaan pecinta sepak bola di tanah air, Kongres itu sesungguhnya lebih sebagai adu kepentingan mereka yang hadir di Hotel Sultan di Jakarta itu, ketimbang kehendak khayalak pecinta bola. Agum Gumelar, ketua Komite Normalisasi, yang ditunjuk FIFA akhirnya mengetuk palu penutup.

Hujan intrupsi itu sesungguhnya sudah bertaburan semenjak Kongres dibuka. Sejumlah pendukung Arifin Panigoro dan George Toisutta, yang bergabung dalam Kelompok 78, ingin mengubah agenda Kongres. Komite Normalisasi sesuai petunjuk FIFA cuma menyiapkan agenda tunggal. Pemilihan ketua umum, wakil ketua umum, dan anggota eksekutif PSSI 2011-2015.

Belum lagi membahas tata tertib pemilihan, pada pembukaan sidang, sejumlah anggota Kelompok 78 ramai interupsi. Mereka meminta penjelasan mengenai larangan FIFA terhadap pencalonan George Toisutta dan Arifin Panigoro.

Permintaan ini awalnya ditolak oleh Agum. Mantan ketua PSSI dan KONI itu berlasan bahwa keduanya tidak pernah diverifikasi dan menganggap keputusan Komite Banding sebelumnya tidak sah. Bagaimana mungkin mereka mengajukan banding sementara mereka tidak pernah masuk proses verifikasi kandidat. Ini seperti seseorang mengajukan banding kepada pengadilan tinggi padahal kasusnya tidak pernah diproses di pengadilan negeri.

Kedua nama itu tidak masuk verifikasi, kata Agum, karena FIFA melarang mereka ikut dalam pemilihan ketua umum ini. Selain George dan Arifin, yang juga dilarang oleh FIFA adalah Nurdin Halid dan Nirwan Bakrie. Larangan itu terkait dengan kisruh dalam kongres yang gagal di Riau beberapa waktu lalu. Apa yang diputuskan FIFA sesungguhnya adalah jalan tengah. Agar sepak bola Indonesia selamat dari kisruh.

Tapi pendukung Arifin dan George tidak terima. Hujan intrupsi dan teriakan membahana dalam ruang Kongres Jumat malam itu. Agum akhirnya mengalah dan mempersilahkan Direktur Keanggotaan dan Pengembangan Asosiasi FIFA, Thierry Regenass untuk bicara. Regenass pun menjelaskan alasan FIFA melarang George dan Arifin.

Suasana tenang saat Regenass memberi penjelasan. Tak ada intrupsi dari peserta selama Regenass menyampaikan penjelasan mengenai sikap FIFA. "Alasan dari keputusan kami itu adalah karena pada dasarnya setiap Federasi harus mengontrol semua anggota dan kegiatan di dalamnya. Dari prinsip tadi, maka kegiatan LPI yang berada di luar PSSI tidak bisa ditolerir. Ini semacam hal yang tabu bagi FIFA," kata Regenass. (Selengkapnya alasan FIFA baca di sini)

Setelah Regenass selesai, tensi Kongres Kongres kembali meningkat. Pasalnya, peserta dari kelompok 78 merasa tidak puas dan meminta agar Komite Banding juga diundang untuk menjelaskan alasan mereka meloloskan George dan Arifin.

Agum dengan tegas menolak usulan ini karena tidak ada dalam agenda Kongres. Agum lalu menskors sidang untuk shalat Magrib dan makan malam.

Saat sidang kembali dibuka, suasana tak kunjung mencair. Sebaliknya, kelompok 78 semakin bersemangat untuk melakukan instupsi. Suasana Kongres bahkan sempat ricuh. Agum akhirnya memutuskan untuk menghentikan Kongres karena menanggap suasana sudah tidak kondusif lagi.

"Karena suasana sudah tidak kondusif, dengan mengucap alhamdulillah dan permintaan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia....," kata Agum sembari mengetukkan palu ke meja sidang.

Agum dan Anggota Komite Asosiasi FIFA, Frank Van Hattum langsung diungsikan petugas keamanan ke luar ruangan. Direktur Keanggotaan dan Pengembangan Asosiasi FIFA, Thierry Regenass juga langsung meninggalkan lokasi Kongres.

Belum ada komentar resmi dari Agum terkait kejadian ini. Agum langsung meninggalkan Arena Kongres tanpa memberi penjelasan kepada wartawan. "Saya kecewa dengan ending seperti ini. Padahal saya yakin kalau Kongres masih bisa dilanjutkan. Tapi saya mengerti suasana hati Pak Agum," kata salah seorang kandidat ketua umum PSSI, Sutiyoso.

Ini adalah kali kedua Kongres PSSI berakhir tanpa keputusan. Sebelumnya, saat masih dipimpin oleh Nurdin Halid, Kongres PSSI yang digelar di di Pekanbaru, Riau, 26 Maret lalu juga berakhir dengan kericuhan.

Pintu sidang didobrak oleh pemilik suara yang tergabung dalam Komite Penyelematan Sepakbola Nasional (KPPN). Hadirnya massa berambut cepak membuat suasana Kongres semakin mencekam.

PSSI lalu mengumumkan pembatalan Kongres. Namun massa yang menguasai ruang tetap melanjutkan sidang dan membentuk Komite Pemilihan dan Komite Banding. Para peserta Kongres inilah lalu bermetamorfosis menjadi Kelompok 78.

"Saat itu, FIFA harusnya sudah menjatuhkan sanksi bagi Indonesia karena gagal menggelar Kongres dan membentuk kepengurusan baru. Namun FIFA masih berbaik hati dan memberi kesempatan bagi Indonesia," kata pengamat sepakbola Gita Suwondo saat dihubungi VIVAnews, Jumat, 20 Mei 2011.

"Saat itu FIFA melihat ada yang salah dengan kepengurusan Nurdin Halid. FIFA masih bisa memaafkan meski saat itu sudah cukup alasan bagi FIFA untuk menjatuhkan sanksi," lanjut Gita.

FIFA memang tidak menjatuhkan sanksi bagi Indonesia. Lewat rapat darurat yang digelar 1 April lalu, FIFA memutuskan untuk tidak mengakui lagi PSSI di bawah kepengurusan Nurdin Halid.

Selanjutnya, FIFA memutuskan untuk membentuk Komite Normalisasi untuk mengambil alih tugas exco PSSi. KN juga diserahi tugas menggelar Kongres PSSI untuk memilih ketum, waketum, dan anggota exco PSSI 2011-2015.

"Dengan kegagalan Kongres untuk kali kedua ini, tidak heran kalau FIFA akan membekukan sepakbola Indonesia sampai kita bisa memenuhi instruksi dari FIFA. Dalam sepakbola, tidak ada demokrasi dalam arti harafiah," lanjut Gita.

Menurut Gita, kelompok 78 seharusnya tak bisa memaksakan kehendak dalam mendukung George dan Arifin. Mereka harus menunggu empat tahun lagi saat pemilihan kepengurusan berikutnya digelar.

"Ingat, bukan FIFA yang menginginkan Indonesia masuk, tapi kita yang ingin masuk FIFA. Jadi mau tidak mau, meski FIFA tidak sepenuhnya bersih, Indonesia harus tunduk pada FIFA," pungkasnya.

Setelah Patrick Mbaya Bicara

Suasana deadlock pada Kongres PSSI sebenarnya sudah bisa diprediksi sejak awal. Niat Kelompok 78 untuk menggagalkan Kongres PSSS semakin tercium setelah Court of Sports Arbitration (CAS) menolak gugatan mereka kepada FIFA.

CAS lewat surat berbahasa Prancis pada 19 Mei 2011 yang dikirimkan kepada pengacara Kelompok 78, Patrick Mbaya memberi tiga alasan.

Pertama, CAS tidak memiliki kompetensi menangani kasus bernomor TAS 2011/A/2438 antara Usman Fakaubun cs. melawan FIFA.

Kedua, sesuai dengan ketentuan Pasal R37 dari Peraturan Arbitrase Olahraga, kasus bernomor TAS 2011/A/2438 antara Usman Fakaubun dan kawan-kawan melawan FIFA dihentikan dan dihapus dari daftar gugatan.

Ketiga, keputusan ini diterbitkan gratis dengan pengecualian untuk ongkos perkara sebesar 500 Swiss Franc (sekitar Rp4,8 juta) yang dibayarkan oleh pemohon dan diterima Badan Arbitrase Olahraga."

Pada saat jumpa pers, Mbaya menjelaskan bahwa CAS belum dalam posisi memberi langkah karena FIFA memberikan sanksi kepada Indonesia. "Sampai sejauh ini, kami [CAS] tidak dalam posisi memberi larangan kepada FIFA. Karena FIFA juga belum memberikan sanksi kepada Indonesia.

Meski isi surat secara gamblang bahwa gugatan ditolak,Patrick Mbaya selaku kuasa hukum K78 menegaskan bahwa surat keputusan CAS merupakan "jaminan" pihaknya untuk tetap bersikukuh memajukan George dan Airifin.

Dalam jumpa pers Kamis, 19 Mei di Hotel Sahid di Jakarta, Mbaya mengatakan penolakan CAS karena belum ada sanksi yang dijatuhkan FIFA kepada Indonesia. CAS baru akan memproses gugatan jika FIFA telah mengeluarkan sanksi.

"Jadi CAS meminta Kongres jalan saja. Apapun yang terjadi, Kongres tetap Kongres sebagai kuasa tertinggi, apapun yang nantinya diputuskan Kongres. Jika Kongres memilih George dan Arifin, dan FIFA kemudian bertindak, maka CAS juga akan bertindak" ujar pengacara asal Belgia berdarah Kongo itu.

"Kita lihat saja nanti, jika dalam Kongres nanti mayoritas pemegang suara tetapkan GT-AP terpilih, apa yg akan dilakukan FIFA? Kalau FIFA membuat putusan keliru melarang GT-AP, maka CAS akan bertindak," tegasnya lagi.

Sekretaris The Jakmania, Richard Ahmad mengaku sejak awal telah mencium gelagat kelompok 78 untuk menggagalkan Kongres PSSI. Bahkan Richard menuding kisruh yang tercipta saat kongres merupakan skenario kelompok ini.

"Kami telah menduga kalau Kelompok 78 akan berusaha menciptakan suasana yang tidak kondusif pada Kongres PSSI. Ini sudah kita prediksi sebelum Kongres digelar," kata Richard.

"Kalau Indonesia sampai dibekukan oleh FIFA, menurut saya, dosa terbesar ada di tangan Kelompok 78. Ke depan, sebagai suporter saya ingin kelompok ini dibubarkan. Kami sudah tidak percaya dengan orang-orang di dalamnya."

Lantas apa pendapat kandidat ketua umum PSSI menanggapi kegagalan Kongres PSSI? "Kondisi saat ini memang sudah tidak sehat lagi," kata Achsanul Qosasi calon ketum PSSI.

"Ini harus dicari jalan keluarnya. Tapi, apapun alasannya kita harus tunduk pada keputusan FIFA. Soal banned (hukuman FIFA) kepada Indonesia, saya meyakini PSSI tidak akan dibanned oleh FIFA. Pak Agum sudah menjalankan tugasnya dengan baik sebagai ketua KN. Hanya saja Kongres berakhir deadlock," lanjutnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh wakil ketum lainnya, Jusuf Rizal. Menurut Presiden Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) tersebut, langkah Agum Gumelar sebagai pimpinan sidang sudah tepat. "Pak Agum tidak ada kesalahan. Pak Agum sudah menjalankan perannya sebagai ketua KN dan menjalankan Kongres, tapi terjadi deadlock," katanya.

"Tampaknya, memang ada kemauan-kemauan berbeda dari anggota Kongres. Jika harus dikambinghitamkan, yang salah para peserta. Padahal, permintaan peserta mengenai kejelasan keputusan Komite Banding Pemilihan (KBP) sudah diputuskan FIFA," lanjut Jusuf.

Suara Kelompok 78

Gagalnya Kongres PSSI tak membuat kelompok 78 kecewa. Meski Indonesia kini berada di ambang sanksi FIFA, kelompok ini berencana melanjutkan Kongres dan mempertanyakan mengapa Agum mendentumkan palu penutup.

Sikap ini disampaikan oleh juru bicara Kelompok 78, Yunus Nusi. Menurut pandangannya, dinamika yang tejadi pada Kongres PSSI adalah hal yang biasa, apalagi tidak ada timbul gesejak fisik.

"Kami tidak tahu apa alasan Agum (Agum Gumelar) meninggalkan Kongres PSSI," kata Yunus dalam jumpa pers di Hotel Sultan, Jakarta, malam tadi. "Ini akan kami tindaklanjuti sebagai pemegang hak suara. Dengan mengkaji secara hukum, kami berencana lanjutkan kongres ini," bebernya.

Menurut Yunus, pihaknya sedang menjalin komunikasi dengan pemerintah dan FIFA. "Insya Allah, malam ini sudah ada jawabannya. Mudah-mudahan kongres dapat dilanjutkan," kata Yunus.

Mengenai sanksi FIFA, Yunus mengaku tidak khawatir. Sebab, menurutnya tidak ada yang fatal dalam Kongres ini. "Kekurangan yang terjadi hari ini adalah hanya keluarnya Agum dari Kongres. Jika FIFA memberi sanksi, letak kesalahan kita ada di mana?. Sanksi FIFA apakah akan diterima?" kata Yunus.

Selasa, 03 Mei 2011

Dari Distro Merambah Kuliner

Beberapa kali mengalami kegagalan dalam berbisnis tak menyurutkan langkah tiga bersaudara (Martin Sunu Susatyo, Berto Saksono Jati, dan Theresia Alit Widyasari) untuk menjajal bisnis distro. Lewat bisnis distro, usaha ketiga anak muda ini kemudian berkembang pesat hingga merambah bisnis kuliner.

Martin - Pemilik Bloop & Endorse Distro

Martin - Pemilik Bloop & Endorse Distro

Bagi anak-anak muda Jakarta, “Bloop” dan “Endorse” bukanlah nama-nama yang asing. Sejak booming era distro—singkatan dari distribution store atau distribution outlet—(toko yang menjual barang-barang fasion dan aksesori) di tahun 2003 hingga 2005, Bloop dan Endorse merupakan dua dari distro yang paling banyak dikunjungi anak-anak muda Jakarta. Bahkan, artis dan selebriti pun ikut dalam antrian panjang saat peak season di toko ini.

Sang pemilik, Martin Sunu Susatyo, bercerita mengenai perjuangan dia bersama kedua saudaranya dalam mulai berwirausaha. Mulai dari berdagang martabak, jualan daging sapi, hingga menjadi distributor rokok sempat dilakoni. Namun, lewat usaha distro ini (Bloop – Endorse), usaha mereka mulai menapakkan hasil yang menggembirakan.

Memilih lokasi Tebet sebagai tempat awal usahanya, Martin mengatakan bahwa lokasi distro ini sangat strategis, karena mudah dijangkau masyarakat dari berbagai arah. Dituturkan dia, dengan bermodal awal Rp 28 juta, mulanya semua barang di distro Bloop (yang merupakan distro pertama) cuma titipan dari penyuplai.

“Buka pertama kali 1 Oktober 2003, omzet awal cuma Rp 5.000. Hari kedua omzetnya sudah ratusan ribu rupiah. Perkembangannya cepat sekali. Bahkan setelah hari Lebaran, toko langsung ramai pengunjung,” tutur Martin yang berbicara mewakili adik-adiknya.

Nama “Bloop” diambil dari penanda adanya kehidupan di dalam air. Setelah nama Bloop kian berkembang, Martin bersama adik-adiknya membuat satu merek lagi untuk meramaikan pasar. Namanya “Endorse”, yang ternyata mendapat sambutan bagus dari pasar. “Nama itu muncul karena dulu kita sering meng-endorse artis-artis dan pemain band. Endorse kan artinya men-support, mendukung,” kata Martin.

Nampaknya, keberuntungan selalu berpihak pada tiga bersaudara ini. Usaha distro kemudian berkembang ke bisnis kuliner dengan didirikannya “Burger DeJons” pada tahun 2003, dan “Bebek Ginyo” yang buka pertama kali di tahun 2007. Lokasinya pun tak jauh dari tempat distro Bloop dan Endorse.

Menurut Martin, bisnis ini dijalankan karena kecintaannya pada produk lokal, agar produk-produk ini jadi tuan rumah di negeri sendiri. Menurut dia, produk lokal tidak kalah dengan merek dari luar. “Karena memang bahan-bahan yang kita pakai juga tidak berbeda dengan produk luar. Jadi, kualitasnya bisa bersaing,” ujar Martin.

Untuk distro, segmen yang dibidik adalah remaja hingga dewasa, mulai dari SMP, SMA, hingga yang kuliah. Namun demikian, sekarang sudah mulai banyak pekerja kantor yang datang untuk mencari baju-baju kantor, atau kemeja, dan juga jaket. Sementara, restoran Bebek Ginyo berkonsep prasmanan dengan menu utama bebek. Namun, tersedia juga menu-menu lain khas Jawa Tengah. “Maklumlah, asal keluarga kita dari Jawa,” kata dia.

Di kalangan distro, Bloop dan Endorse saat ini telah menjadi trendsetter. “Produk kita jadi tujuan anak-anak muda pecinta fasion,” Martin bertutur. Ia lalu mengungkapkan bahwa bersama temen-teman pemilik distro, ia juga mendirikan komunitas ASICC (Association Indonesian Clothing Community).

Dalam hal strategi pemasaran, Martin bersaudara melakukannya lewat berbagai media, seperti iklan di radio maupun di majalah, juga di media jejaring sosial—seperti Facebook dan Twitter—yang sedang tren di kalangan anak-anak muda. Bahkan, diungkapkan Martin, pihaknya pernah membuat undian nonton konser penyanyi asal Inggris, Robbie Wiliams, di luar negeri (pada waktu itu di Bangkok). “Selain itu, kita juga mensponsori wardrobe artis-artis band ternama di Indonesia,” jelasnya.

Walau tren fasion berkiblat ke Barat atau Jepang, Bloop – Endorse tetap berusaha untuk menciptakan tren juga. “Kita punya tim R&D dan marketing yang setiap hari browsing di internet. Kita tidak berhenti inovasi,” ungkap Martin lagi.

Dalam hal harga, nilai yang ditawarkan pun cukup terjangkau. Untuk aksesori, dijual mulai Rp 5.000-an, sementara untuk t-shirt, harganya dipatok mulai Rp 80 ribuan, dan jaket Rp 200 ribuan. Harga termahal adalah Rp 300 ribuan, di antaranya jenis sepatu dan jaket. Ada juga program diskon, biasanya diadakan setahun dua kali, yaitu menjelang Lebaran dan liburan sekolah.

Bloop – Endorse menyediakan semua jenis barang fasion, mulai dari topi, kemeja, jaket, kaus, celana, dompet, ikat pinggang, tas, jins, sepatu, sampai beragam aksesori, mulai dari kalung sampai gelang. Sekitar 300 item dalam sehari laku terjual dengan nilai barang rata-rata Rp 100 ribuan. “Itu untuk bulan biasa. Kalau untuk peak season, seperti hari Lebaran, bisa tiga kalinya,” ungkap Martin. Ia pun mengatakan bahwa permintaan pasar untuk produk distro masih cukup besar, walau tak dipungkiri, masuknya barang-barang dari luar negeri akibat AFTA cukup berpengaruh juga terhadap penjualan.

Dijelaskan, selama tujuh tahun berbisnis distro, persaingan pasar cukup ketat. Tapi, para pemilik distro di sekitar tempat ini berusaha menjaga agar jangan sampai barang-barang yang dijual jenisnya sama semua (homogen).

Martin tidak menganggap teman-teman pemilik distro lain sebagai pesaing. Malah yang dianggap sebagai pesaing adalah produk-produk dari luar (impor). “Jadi, kita lawan produk impor supaya kita sama-sama maju semua,” katanya lagi.

Menurut dia, yang membedakan Bloop – Endorse dengan distro lain adalah segi karakter desain dan kualitas. Saat ini, bisnis Martin bersaudara semakin berkembang dengan dibukanya distro baru bernama “Urbie” yang terletak di kawasan Jatiwaringin, Bekasi. Toko ini juga berfungsi sebagai kantor dan tempat produksi, serta penyuplai barang ke tiga toko yang dimiliki (Bloop, Endorse, dan Urbie). Jumlah karyawan saat ini telah mencapai 120 orang, setiap toko mempekerjakan sekitar 20 orang.

Mengenai kunci sukses usahanya ini, Martin mengungkapkan bahwa kerja tim harus benar-benar solid. Selain itu, kerja keras, kepercayaan, dan rajin inovasi juga sangat penting. “Di sini kita selalu mendoktrin karyawan bahwa di bisnis ini kita sama-sama belajar, sehingga bisa menciptakan usahawan-usahawan baru,” tandas Martin.

Minggu, 10 April 2011

Mobil termahal sejagad raya

Mercedes Sworovski SL600 mungkin bisa disebut sebagai salah satu dari sekian banyak mobil termahal dan termewah di jagad ini. Untuk pertama kalinya Mercedes Sworovski SL600 ini di pamerkan dalam sebuah even akbar yaitu 2010 Tokyo Auto Salon.
Dengan design body bersepuh emas dan ditambah dengan taburan 300.000 berlian diskujur bodynya, menjadinya terpilih sebagai mobil termewah dan termahal sejagad.










Minggu, 27 Maret 2011

2013, Minyak Diprediksi di Atas US$100 : Situasi pasar tahun 2010 faktor fundamental lebih berperan.

Inovation– Mantan Gubernur OPEC untuk Indonesia Maizar Rahman memprediksi harga minyak akan terus berada di atas US$100 per barel hingga tahun 2013. Menurut Maizar, ada sejumlah hal mempengaruhi harga minyak ini.

”Prediksi situasi pasar tahun 2010 faktor fundamental lebih berperan, sedang 2011-2012 selain dipengaruhi faktor fundamental juga geopolitik,” ujar Maizar Rahman seperti dilansir laman ESDM, Minggu 27 Maret 2011.

Menurut Maizar, faktor fundamental mempengaruhi situasi harga minyak dunia antara lain faktor permintaan, suplai OPEC dan non–OPEC, stok minyak USA, kapasitas cadangan produksi OPEC, nilai tukar dollar Amerika, dan perdagangan berjangka, lanjut Maizar.

Ditambahkannya, berdasarkan angket Reuter tanggal 24 Maret 2011, harga minyak West Texas Intermediate Crude Oil (WTI) untuk tahun 2011 adalah sebesar USD 96.7 dan Brent sebesar USD 104.6.

Permintaan energi dunia tumbuh semakin cepat, di lain pihak penemuan cadangan baru minyak bumi sulit ditemukan. Di masa mendatang minyak nonkonvensional dan biofuel akan semakin berperan. ”Ketergantungan masyarakat dunia terhadap OPEC akan terus meningkat,” ujarnya.

Jumat, 04 Maret 2011

LGEIN Ingin Naikkan Market Share Home Theater Menjadi 50%

LG


MARKETING, Jakarta-PT LG Electronics Indonesia (LGEIN) berencana memperbesar market share nya di pasar home theater hingga 50% di akhir tahun 2011, dibanding tahun sebelumnya sebesar 20%.

Hal itu bakal digenjot lewat penambahan line up home theater yang kini sudah mencapai tiga line up. Ya, di tahun ini, LGEIN meluncurkan LG Home Theater 806 Series yang terdiri dari LGHB806TM (blue ray 3D), LG HT806TM, dan LG HT806PM.

Ketiga model home theater tersebut merupakan home theater 5.1 channel dan sengaja didesain sesuai dengan TV 32 inchi. Kelebihan dari home theater seri terbaru ini adalah tenaga bass nya yang besar lewat fitur Bass Blast.

Selain itu tidak ketinggalan bangunan desain half tall boy dengan balutan wara hitam di rangka luar turut memperjelas keindahan dari seri home theater LG terbaru ini. Alasan kuat mengapa LGEIN berani meluncurkan ketiga jenis home thater yang diserasikan dengan TV 32 inchi, ialah di samping untuk memberi opsi, sebelumnya tim riset perseroan juga telah mendapatkan data angka penjualan TV selama ini, baik LCD maupun LED lebih didominasi ukuran 32 inchi.

Tambahan, perkembangan gaya hidup dan tuntutan kondisi menyebabkn sebagian konsumen mengalihkan perhatian pada kepemilikan apartemen yang lebih berdekatan dengan sentra kota dan rumah yang lebih kecil.

“ Inilah salah satu dasar tujuan pengembangan LG Home Theater 806 Series, yakni membawa kelengkapan hiburan yang sesuai pada ruang bersantai di rumah meski dalam ruang lingkup yang minimal,” ujar Amelia, Product Marketing Head Audio Video PT LG Electronics Indonesia (LGEIN).

Dengan lahirnya generasi terbaru dari home theater, LGEIN menargetkan penjualan home theater di tahun ini untuk pasar Indoensia dapat menembus 50 ribu unit dalams setahun. Di tahun sebelumnya dengan modal dua generasi home theater, LGEIN berhasil menjual 20 ribu unit home theater. (iip)

Senin, 28 Februari 2011

Daftar Bank dengan Aset Terbesar : Aset perbankan masih dikuasai 10 bank besar.

Market - Aset perbankan di Indonesia masih dikuasai 10 bank besar, yaitu mencapai 64,75 persen atau senilai Rp1.948,23 triliun. Per Desember 2010, total aset bank umum sebesar Rp3.008,85 triliun atau naik dibanding 2009 senilai Rp2.534,10 triliun.

Dari data statistik Bank Indonesia (BI), total aset itu paling banyak disumbang oleh bank umum swasta (devisa) sebesar Rp1.203,37 triliun. Peringkat kedua penyumbang terbesar adalah bank BUMN senilai Rp1.115,51 triliun.

PT Bank Mandiri Tbk masih menjadi pemegang aset terbesar yaitu Rp410,61 triliun atau menguasai 13,65 persen total aset perbankan. Jumlah itu meningkat dibanding Desember 2009 sebesar Rp375,23 triliun. Bank Mandiri juga menjadi bank yang memiliki dana pihak ketiga terbesar.

Peringkat kedua adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk dengan total aset Rp395,396 triliun atau menguasai 13,14 persen dari total aset bank di Indonesia. Tahun sebelumnya, total aset BRI Rp318,447 triliun atau 12,73 persen dari total aset perbankan.

Berikut daftar bank dengan aset terbesar:

1. PT Bank Mandiri Tbk beraset Rp410,61 triliun atau menguasai 13,65 persen total aset perbankan.

2. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk mempunyai aset Rp395,39 triliun atau menguasai 13,14 persen total aset.

3. PT Bank Central Asia Tbk dengan aset Rp323,34 triliun atau menguasai 10,75 persen total aset.

4. PT Bank Negara Indonesia Tbk beraset Rp241,16 triliun atau 8,02 persen dari total aset.

5. PT Bank CIMB Niaga Tbk memiliki aset Rp142,93 triliun atau menguasai 4,75 persen total aset.

6. PT Bank Danamon Indonesia Tbk beraset Rp113,86 triliun atau 3,78 persen dari total aset.

7. PT Pan Indonesia Bank Tbk mempunyai aset Rp106,5 triliun (3,54 persen).

8. PT Bank Permata Tbk beraset Rp74,04 triliun (2,46 persen).

9. PT Bank Internasional Indonesia Tbk memiliki aset Rp72,03 triliun atau 2,39 persen total aset.

10. PT Bank Tabungan Negara Tbk beraset Rp68,33 triliun atau 2,27 persen dari total aset.

Aset 10 bank tersebut mencapai Rp1.948,23 triliun atau 64,75 persen dari total aset perbankan. (iip)

Minggu, 27 Februari 2011

GARDA OTO Pertahankan TOP BRAND Selama 5 Tahun

Hendry Yoga, Direktur Asuransi Astra Menerima TOP BRAND Award 2011 di Jakarta

MARKETING, Jakarta Garda Oto sebagai salah satu produk asuransi mobil unggulan PT Asuransi Astra Buana, kembali berhasil mempertahankan prestasinya dengan meraih penghargaan TOP BRAND untuk yang kelima kalinya. Penghargaan yang diberikan oleh Majalah MARKETING dan Frontier Consulting Group ini, diterima oleh Hendry Yoga, Direktur Asuransi Astra dalam acara yang berlangsung Senin malam (7/1) di Hotel Mulia, Jakarta.

Penghargaan ini diberikan atas kinerja merek berdasarkan survei yang dilakukan oleh Frontier Consulting Group terhadap 3600 responden general di 6 kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan dan Makassar dan 450 perusahaan yang ada di Jakarta dan Surabaya. Penilaian tersebut mencakup tiga komponen yang terdiri dari: Mind Share berdasarkan top of mind yaitu merek yang pertama kali disebut oleh responden ketika kategori produknya disebutkan, Market Share berdasarkan last used atau merek yang terakhir kali dikonsumsi oleh responden dalam satu re-purchase cycle, dan commitment Share berdasarkan future intention yaitu merek yang ingin dikonsumsi di masa mendatang.

Nilai masing-masing parameter untuk sebuah merek di dalam kategori produk tertentu diperoleh dengan cara menghitung persentase frekuensi merek tersebut relatif terhadap frekuensi keseluruhan merek. Top Brand Index selanjutnya diperoleh dengan cara menghitung rata-rata terbobot masing-masing parameter. Garda Oto meraih peringkat pertama Top Brand Indeks 2011 sebesar 27.5%, jauh melampaui pencapaian Top Brand Index asuransi mobil lain dan rata-rata indeks Top Brand di industri asuransi mobil.

Dengan penghargaan yang telah diraih ini, Garda Oto membuktikan eksistensi dan konsistensinya sebagai produk asuransi mobil pilihan konsumen yang handal, terpercaya, bertanggung jawab dalam melayani klaim dan selalu berusaha memberikan layanan yang terbaik bagi pelanggannya sesuai komitmen Don’t Worry be Happy dan visi Asuransi Astra ”we bring peace of mind to millions”.

Pada kesempatan ini, Hendry Yoga, Direktur Asuransi Astra menyampaikan terima kasih kepada pelanggan yang telah mempercayakan perlindungannya kepada Garda Oto. ”Penghargaan ini kami persembahkan untuk para pelanggan Garda Oto yang hingga saat ini masih menjadikan kami partner dalam memberikan perlindungan aset mereka. Komitmen kami untuk selalu memberikan kenyamanan dan keamananlah yang mendorong kami untuk berinovasi dan memberikan hanya yang terbaik kepada pelanggan,” katanya. (iip)